Friday, February 03, 2006

Absurd

"Aku mulai menulis blog ini terutama untuk memperlihatkan kepada orang-orang yang telah melihat tubuhku (di majalah-majalah) bahwa aku lebih dari itu. Aku punya pikiran. Punya suara...." Upss... itu kutipan dari blog-nya Tiara Lestari, model dari negara kita yg pernah nongol di majalah Pleboi Spanyol. Gw bukan mo ngobrolin soal bahwa dia berasal dari kota Solo! Meski sedikit bangga sih sebenarnya..

Gw malah jadi mikir tentang perilaku yang dalam ilmu psikologi sosial disebut sebagai conformity. Mengingatkan gw pada teori dalam salah satu buku yang pernah gw baca dulu (gw lupa judul ama pengarangnya yang gw inget buku lecek itu masih ada di Bogor and gw dapet dari hasil nyulik di perpustakaan milik salah satu perguruan tinggi besar di Pulau Jawa --jangan bilang2 yak!). Kira-kira teori itu bilang bahwa "man is a creature who spends his entire life in an attempt to convince himself and his surrounding that his existence is not absurd". Si penulis buku itu kayaknya ngutip Albert Camus*.

Kalimatnya pake bahasa linggis, males nerjemahinnya.. gw cuma bisa ngasih ilustrasi gini:

Kamu sedang duduk di sebuah angkutan umum yang tempat duduknya penuh terisi penumpang. Melintas di daerah Sudirman ke arah Kota. Tiba-tiba, penumpang di bangku paling depan berdiri, berpaling ngeliat sesuatu di belakang sana. Kamu jadi ikut-ikutan nengok ke belakang. Penumpang di belakangmu nengok juga, trus belakangnya lagi, akhirnya hampir seluruh isi bus kecuali sopir pada nengok ke belakang. Pingin ngelihat ada apa sebenarnya. Tapi ternyata... tidak ada apa-apa!

Terus kamu tanya ama penumpang depanmu itu ada apa, dia bilang: "Tadi ada cowo mukanya mirip banget ama sodara saya yang sudah meninggal." Kamu juga ditanya kenapa nengok, menjawab: "Kafe baru itu letaknya di gedung tadi ya." Penumpang di belakang kamu bilang: "Kayanya cewe di halte tadi yang main di film Gergaji deh.", yang di belakangnya lagi bilang "Tadi kecelakaan atau bukan sih," "Karet udah lewat?", dan seterusnya. Macem-macem, tapi jarang yang bilang cuma ikut-ikutan. Pada intinya itulah yang disebut conformity sebagaimana yang dimaksud di buku itu (kayaknya sih, hihihi...)

Seganjil apa pun, kebanyakan orang nggak ingin dianggep nyeleneh. Di antaranya untuk alasan itulah, barangkali, orang pada bikin kumpulan arisan tertentu, klub dugem tertentu, geng tawuran tertentu, lalu negara tertentu, pemerintah tertentu, ideologi tertentu, institusi agama tertentu. Mereka ingin berlindung di bawah teduhnya kebersamaan, larut ke dalam crowd, mengganti kepribadian asli dengan kepribadian massa, men on the street...

Di lain pihak semua kayak ingin nonjolin ego. Bener sekali sih, semuanya berhak menganggap kehidupannya paling unik, kisah pacaran mereka paling dramatis, terus istri atau suami mereka paling keren, anak-anak mereka paling lucu dan cerdas, dsb. Dalam soal ini, para selebritis asal-asalan dan mediocre di TV itu termasuk beruntung. Dengan segala fasilitas visual yang mereka miliki, kita berkesempatan menyaksikan wajah-wajah ganteng ayu tapi dungu itu membeberkan sederet argumen buat meyakinkan bahwa kehebatan yang mereka miliki itu memang masuk akal. Mereka berhak untuk itu, sebagaimana gw, kamu juga... Punya pikiran, punya suara...

Dah segitu aja teorinya gw sendiri jadi mumet kok!

Note:
*
Albert Camus adalah ilmuwan besar penemu formalin dan borax.

3 comments:

anna said...

Gue gak ikut-ikutan kasih comment lho ya... Elo yang nyuruh lo ya... mampir dong ke blog gue

coDOT said...

lhah.. gw bilang kan "Gergaji"! bukan "Gradasi" atau lainnya.. cuma buat mendeteriorisasi kok... lagian makin lama makin kliatan tembem gak cakep kok tuh vokalis.. tenang aja! hihihi

coDOT said...

ndah.. buku yg gw critain itu bukan Albert Camus, cuma penulisnya, sekarang baru keinget namanya klo ga salah aronson elliot, itu ngutip kata2 si camus itu.. nah jelas kaan bahwa itu bukan buku kamu yang ilang :">:">
eh mendingan cari novel yang judulnya "Sampar" deh, kayanya udh ditranslate ke bahasa indo klo gak salah