Tuesday, June 13, 2006

Bola itu bundar (dan besaaar)

Photobucket - Video and Image HostingDi bawah ini adalah eksperimen gw, bikin postingan yang sedikit paaaaaaaaaanjang… Itung-itung buat niru majalah2 komersial, sekarang ini adalah postingan EDISI KHUSUS PIALA DUNIA, hihihi... Postingan ini dibagi beberapa bagian, jadi tiap-tiap bagian bisa di-skip kalo gak demen.


Part 1: Bola Orde Baru

Sore tadi, gw ngobrol ama temen sekantor yg udah bisa dibilang sepuh. (Gw gak tau umurnya berapa, tapi rambutnya udah putih semua... putih bener-bener putih alami karena usia dan Photobucket - Video and Image Hostingbukan karena abis di-bleaching di salon.) Ngalor-ngidul topiknya. Dari basa-basi tentang berapa tulisan yang dia bikin hari ini, suka nonton bola atau nggak, juga konsultasi tentang bagaimana gw bisa mengeluarkan gorilla yang sampai sekarang bersemayam di tubuh gw, sampai… pantes atau nggak kah Soeharto dihukum! Ini bukan pertanyaan retoris, tapi gw memang ingin menggali pemikirannya yang seringkali beda dari orang-orang biasa.

Dan memang benar dugaan gw, dia jawab tidak. Lalu dia bercerita tentang masa lalu keluarganya. Bapaknya adalah salah satu korban Orde Baru juga. Pake acara penjara dan todong-todangan senjata juga! Tapi, memperlakukan pecundang dengan cara yang sama seperti perlakuan dia waktu berjaya dulu… adalah repetisi yang basi. Kata dia, bangsa ini nggak akan maju-maju kalau berpikirnya maju-mundur kayak getu. Bales dendam mulu, tapi ketegasan hukum gak ada, gak sepragmatis China.. blah-blah-blah. Gw pusing, karena pada dasarnya gw rada dungu buat memikirkan persoalan seperti itu. (Dan bagian ini gak nyambung ama soal bola.)


Part 2: Bola di Blog


Ada teman yang berkeluh kesah bahwa salah satu pembawa acara siaran Piala Dunia itu, jeng Titik, nggak level and nggak kompeten. Dia bilang, itu adalah tanda-tanda kemunculan "pangeran kegelapan". Lalu tulisan berkembang menjadi keluhan tentang betapa tidak produktifnya kegiatan nonton bola ini. Sama sih dengan complain Pemerintah China, yang menghitung penurunan produktivitas para pekerja selama pertandingan bola berlangsung. Seorang pengusaha di Bandung juga mengatakan yang kayak getu. Okay, mari bangkit saudara-saudaraku, tinggalkan semua itu, kata dia.

Another point to digest: suka ndak suka, hampir Photobucket - Video and Image Hostingsemua stasiun televisi itu dimiliki para pemodal besar, yang di Indonesia orangnya dari dulu hanya itu-itu saja. Jadi jangan heran kalau salah satu dari mereka tiba-tiba pamer tampang di stasiun tipi kepunyaan mereka sendiri. Hmm.. tapi gw sekarang ngebayangin seandainya Mbakyu Waldjinah yang jadi host acara itu, dijamin seru dan pasti gw bakal nonton!)

Ngomong-ngomong, gw nggak sepakat dengan istilah "pangeran kegelapan" yang disampaikan temen gw tadi. Dia nggak pantas dapet sebutan itu. Menurut gw, gelap itu indah, introspektif, meditatif, tenang. Kebalikan dari terang menyilaukan yang penuh tipu daya. Jadi, jangan samakan Soeharto dengan Ozzy Osbourne!! Gak level tuh :(.


Part 3: Bola di Kantor

Di kantor, temen-temen pada ribut karena siaran bola SCTV itu gak bisa ditonton lewat TV kabel. Ada tiga tivi berukuran 21-29 di ruangan ini. Semuanya nyambung ke Indovision. Salah satu teman gw marah-marah kepada stasiun televisi itu, memonopoli hak siar dsb. Gw bilang, namanya juga dagang. Salah sendiri tertarik pada produk yang mereka dagangkan. Nggak seperti gw yang sampai sekarang aman damai bahagia, nggak perlu mengobral energi marah, karena gw sendiri tak pernah tertarik ama tontonan absurd itu.

Tapi gw bisa memaklumi lah. Seandainya gw tertarik pada hal tertentu, bisa jadi gw akan melakukan tindakan yang lebih aneh daripada mereka. Kegiatan main-main bisa menjadi semacam katarsis, buat mengalihkan dari persoalan hidup yang beraaaaat ini (cuih!!). Itu juga yang bisa jadi ada dalam benak panitia acara nobra (nonton brareng2) di Jogja itu, yang masang layar gede buat nayangin pertandingan, di mana penontonnya dipersilakan menyumbang buat saudara-saudara kita yang abis terkena gempa.

Nah, untuk acara nonton bola sambil kerja di sini, temen-temen itu akhirnya menemukan solusi: minjem antena televisi gw! Mereka lihat, hari-hari ini gw jarang ngendon di kos2an. Tempat tinggal gw –seperti sudah gw ceritakan berjuta kali— hanya berjarak 20 meter dari kantor. Dan mereka pikir, gw punya dua antena, karena memang pernah ada dua TV di kamar gw. Daripada ribet, gw bawain antena itu. Dan beberapa menit kemudian, terdengar sorak-sorai para mahluk ganjil itu di ruang sebelah.

Tinggal gw sendiri di sini yang lagi mikir, gimana kalau gw besok mau nonton sinetron belatung, AFI, kuis Superdeal, atau acara gosip (semua yg bagus2lah) di kamar kos. Akhirnya gw putuskan, gw beli antena yang baru. Murah juga kok sebenernya, lebih bagus malah. Beres.


Part 4: Bola di Belahan Bumi Sebelah Situ

Kemarin siang, gw berkomunikasi lagi dengan temen yang gw bilang tinggal di negeri kincir angin itu, lewat messenger, setelah dia membaca blog ini. Si Nuri temen gw ini bercerita, keluarganya sekarang lagi kecanduan bola. Tiap ada pertandingan, semuanya manteng di depan pesawat televisi. Semuanya berbaju oranye seragam kesebelasan Belanda. Termasuk anaknya, si bule setengah itu. Dia pun bangga bercerita bahwa bapak mertuanya adalah pelatih di kesebelasan lokal Katwijks. Yang membanggakan juga, salah satu pemain nasional yang sekarang ikut berlaga di Piala Dunia juga berasal dari situ. (Gw lupa namanya, kalo nggak salah Wagiyo :D) Kemaren itu dia juga ngirim beberapa pic anaknya yang berukuran gede2, pake bikini (sambil bilang: awas jangan napsu loh!)

Keterangan Foto: Gw nyari foto kesebelasan Belanda yang bagus susah banget, belum nemu. Maka buat sementara, gw pasang aja dulu foto para relawan China yang membantu korban gempa di Jogja ini (BBCNews). Toh, sama-sama orange kan, seragamnya... :">:">


Epilog:

Mungkin di antara kalian ada yang mempertanyakan kondisi hormonal gw (cowok kok gak Photobucket - Video and Image Hostingdemen bola!). Gw selalu bingung menjawab. Gw bukannya nggak suka. Cuma males aja ngapalin nama2 gak penting itu. Setiap ada yang nanya “jagoin siapa”, gw kadang bilang “Kroasia”. Di lain waktu gw bilang “Korea”. Pernah juga, “Iran”. Bingung kaan? Dan lagian, cowok kok nonton cowok! (Btw, mungkin, kalau pemainnya pada pake sepatu boot, jaket kulit item2, mungkin rada menarik sebagai tontonan.)

Gw masih normal and straight, bro! Di dunia ini masih banyak permainan lain yang lebih gokil, yang lebih memacu adrenalin dan memelihara kesehatan jantung. Masih banyak bola-bola lain yang bisa kita mainkan, dalam berbagai bentuk dan ukuran (bola basket, bola tennis, bola bekel, telor ceplok, tutup cangkir...=P~)… udah ah, let me go back to my work!



5 comments:

medon said...

bola = Bikin Orang Lupa A**** :D

Anonymous said...

mideh, ambil gih gratis! tubuh gw udh kayak kebon binatang, buanyak banget binatangnya:">:">

Yati said...

lebih ga mungkin lagi gw namain dia harry potter kan dulz...? :p

Anonymous said...

burungku_terbang: mana lom nambahin comment ;))
btariaholic: :"> kangen ya
burungku_terbang: :">:">

gw ditagih ngasih comment,... cck cck cck!!!

I don't know that u need me that much ;;)

Anonymous said...

pertama liat jeng titik, duh sumpah! gak kenal! sapa siy tuh, presenter koq jadul bgt, kaku pula! bsknya baca di koran trnyta itu mb.titik. Kata humasnya sctc milih itu hanya sbg simbol ibu2 gila bola. Nahloh, kita gak butuh simbol kan, kita sbg penonton butuh kualitas. simbol presenter yg berkualitas! alhamdullah skrng dah gak nongol lg ;)