Jakarta ulang tahun! Dan seperti biasa, salah satu ikon yang pasti ada dari dulu adalah... Ondel-ondel! Lalu, di televisi pagi tadi ada story tentang makin punahnya "kesenian" ini. Nah, dari tadi gw jadi mikir kenapa nih mahluk begitu menarik. Misterious. Bukan karena apa, silsilahnya gak jelas! Gw susah sekali nemu referensi tentang asal muasalnya, kapan pertama nongol, siapa penciptanya... Kalau di antara kalian ada yang tahu banyak, bilang-bilang yak!
Buat membantu menemukan clue, berikut adalah beberapa fakta mengenai Ondel-ondel yang gw inget:
* Tinggi gede, beratnya.. gw gak tau! Karena gerakannya kaku, cuma kiri-kanan ama maju-mundur, boneka ini sebenarnya lebih cocok ditaruh di tengah2 kerumunan "rave party" dengan iringan musik techno yang housy, hihi... nggak pernah matching dengan musik gambang-kromong yang berlekuk-lekuk itu.
* Seringkali berpasangan, cowok ama cewek, menunjukkan "kesetaraan gender" dan perilaku straight sex, jarang mereka berduaan cewek semua (lesbian) ato cowok semua (gay). Dengan kata lain, mereka dibikin sangat manusiawi, konservatif, menjunjung nilai-nilai budaya dan adat istiadat aseli Indonesia yang adiluhung, huhu. Sungguh pas sekali dengan diktum bahwa semua mahluk hidup itu diciptakan berpasang-pasangan. Kadang bahkan, mereka dilengkapi dengan anak Ondel-ondel.. mirip keluarga sejahtera.
* Ikon budaya Betawi, sementara "Betawi" sendiri adalah melting pot dari unsur Sunda, Arab, India, China, Jawa, dsb.. Bingung kaan?? Liat aja, clothing ama garis mukanya sangat mirip dengan boneka India! Mengingatkan pula pada boneka Mimidok dan Roro Blonyoh dari Solo. Inget pula boneka Sigale-gale dari Batak, atau lebih tepatnya.. boneka raksasa Ogoh-ogoh dari Bali! Mereka ada yang berukuran sedeng, tapi ada yang gedeeee banget..
(Iyaah memang, "tinggi gede itu megah" adalah salah satu ciri kebudayaan purba yang sampai sekarang masih bisa diliat di alam modern ini. Sphinx di Mesir, patung-patung raksasa aneh di Easter Island, Borobudur, patung di Brazil, patung Lennin, tugu Pancoran....)
* Sangat pagant. Konon, dahulu kala, pemunculannya pertama adalah sebagai benda tolak bala buat menghadang gangguan roh-roh halus yang menggerecoki kampung. Ini berkebalikan dengan boneka "pengundang roh" semacam Sigale-gale atau Mimidok tadi. Tapi tetep aja, berhubungan dengan alam gaib kaan. (Di kelurahan sebelah kantor gw juga ada Ondel-ondel, dua... kemarin gw liat lagi duduk manis menghadap lapangan badminton... mungkin biar para atletnya gak sering kepleset yah!)
* Membanggakan. Suka dipajang di pinggir jalan protokol, di selebaran-selabaran, di kop2 surat... bahkan ada lagu bagus dari Bang Benyamin (almarhum) tentang Ondel-ondel, yang sampai sekarang masih terdengar riang di mana-mana. Sangat Jakarta, Betawi..
Tapi... jarang-jarang ada ormas Betawi mengusung ondel-ondel dalam berbagai kegiatannya, misalnya sewaktu mereka mendemo rumah si Inul tempo hari. Alasannya mungkin:
- Walaupun selalu berpakaian rapet and sopan (jarang pake tanktop yang keliatan puser atau kemben macam boneka Roro Blonyoh dari Solo itu), tetep saja Ondel-ondel tidak sesuai dengan agama karena meng-imitasi wujud manusia.
- Berat dan ukurannya yang terlalu gede bakal membuat gerak para pendemo nggak lincah, ribet kalo dibawa kejar-kejaran dengan polisi, and gampang ketauan kalo mereka mau ngumpet.
- Kendati wujudnya sering membuat anak-anak kecil menjerit ketakutan, atmosfer yang identik dihadirkan oleh ondel-ondel adalah kegembiraan. Misalnya, pada acara kawinan (dilengkapi dengan pawai musik marawis/al-habu ama letusan mercon cabe), pekan raya, menyambut turis di airport... (Mereka bukan ancaman, sayang!)
* Kurang mendapat respons positip dari anak-anak sekarang! Survey menunjukkan, para abege di kampung-kampung lebih bercita-cita jadi "aktris sinetron" atau "anak band" daripada jadi Ondel-ondel, walaupun semua kegiatan itu sama-sama nggak memerlukan otak encer. It is very very saaad indeed!!:((
* Nggak seperti wayang kulit/golek yang selalu ber-evolusi, nggak ada upaya progresif dan inovatif dari pihak berwenang dan pelaku kesenian Ondel-ondel ini. Misalnya:
- Mengganti materi fisik Ondel-ondel dengan bahan-bahan yang lebih ringan dan konstruksi yang lebih ergonomis, biar gerakan pemain lebih lincah (bisa salto mirip Barongsay);
- Biar tampang mereka nggak begitu-begitu aja, kenapa wajahnya gak dibikin mirip2 para selebriti/orang terkenal, atau tiap gubernur/mantan gubernur wajahnya diabadikan sebagai kepala Ondel-ondel yang ditaro di depan pintu kantor-kantor pemerintahan. Biar ada pride & self-esteem getu, hihi...
- Mengganti musik pengiring (gambang-kromong) yang sudah usang dengan musik itu tadi.. techno! ...lalu mewajibkan semua pengelola tempat clubbing untuk memajang Ondel-ondel di tengah arena. It will be so exciting, exotic, toxic, gokil.. maan!
Cuma itu poin-poin yang gw inget (kok panjang yaaa). And gw sebagai pencari nafkah bertaon-taon di Jakarta, sangat kagum dan ikut-ikutan bangga dengan semua keunikan tadi..
SELAMAT ULANG TAON JAKARTAAAAAAAA....