Suasana kacau balau. Belakangan ketauan, si pemimpin yang asli disekap di ruang komunikasi pesawat. Dia berhasil escape dari situ. Lalu aksi heroiknya sukses melumpuhkan si pemimpin palsu, yang ternyata cowok botak pake wig biar kliatan gondrong. Jegar jeger, gedebak gedebuk kayak film action. Endingnya, segalanya baik-baik saja. Si pemuja kematian itu berhasil menyelamatkan anak buahnya dari maut. Sempet bilang juga: "Oh God, help me please..." Nah!
Memang cuma adegan film. Malem itu, temen gw teriak-teriak memanggil gw, "Ada pilem bagus di tivi tuh! yang maen mirip2 elo, gothic!" Hahaha.. Dengan ogah2an gw pun pindah lokasi makan dari depan dashboard gw ke ruang artistik itu. Dan ternyata nggak bikin kecewa! Film berjudul Turbulence III: The Heavy Metal itu termasuk "seru". Dalam teori gw sendiri, film itu hanya ada dua jenis: film bagus dan film seru (semua film2 bikinan Indonesia itu gw masukin ke jenis yang "bagus").
Letak serunya film Turbulence ini, sangat realistic: hero-nya berambut gondrong, pake baju item-item, eyeliner item, spike, piercing, sepatu boot, sementara villain-nya adalah teroris berkepala plontos yang pake wig buat nyamar. Di dunia nyata, kita juga bisa melihat, orang-orang yang tampangnya masuk daftar teroris di selebaran-selebaran itu gak ada yang gondrong kan? Semua teroris itu, kalau nggak botak yah cepak!
Soal kualitas sinematografis, segi tematis, filosofis, dan sebagainya, gw gak bisa membahas detail karena gw sendiri belum pernah bikin film. Dan ini BUKAN RESENSI FILM! Semua film adalah buah kerja keras orang-orang yang terlibat dalam produksinya, sedangkan resensi kebanyakan dibikin orang-orang yang belum pernah sekali pun bikin film sendiri. Jadi mendingan gak usah dijadiin patokan deh. Film buat ditonton langsung. Nggak suka atau terganggu mendingan diyem. Kalau terhibur, baru boleh bilang2 kayak gw ini. Sekali lagi, tulisan ini cuma "curhat penonton", hehehe...
EPILOG: Sempet kepikir dalam benak gw, seandainya pesawat yang dipakai dalam film itu adalah salah satu armada penerbangan Indonesia, yang usia minimalnya lebih dari 10 tahun, dan karena itu manualnya gak pernah dipakai dalam video game, adegannya mungkin jadi gini: si Gothic itu nggak tahu cara menerbangkannya, trus pesawat jatuh, nabrak kerumunan massa yang sore itu lagi nonton tabrakan antara Metromini dan kereta Pakuan Express di deket Mal Kalibata... Ah, untunglah gw gak bisa bikin film, dan bukan gw yang bikin film itu.
3 comments:
Gw juga nonton itu film,... yg ada hacker and FBI cewe yg konservatif tapi cantik,...
Pas gw ngeliat si artis yg gothic itu, ge inget sama elo, Bur,... Mirip,... ato jangan2 elo emang maen disitu???
Ada yg mau gue ralat dari "resensi" elo, Gus.
Yg ada di pesawat itu bukanlah jemaah cult, tapi para fans sebuah rock band (yg nggak sama ama rok mini) yg dapat kesempatan nonton konser dalam pesawat. Yg elo sebut sebagai pemimpin rombengan, eh rombongan itu adalah vokalis band tersebut.
Justru yg ngebajak pesawat itu adalah 3 org anggota dari sebuah sekte pemuja iblis-yg-bukan-agus, yg satu perempuan menyamar jadi reporter TV yg menyiarkan acara ini liwat streaming internet; satu cowo berkepala botak yg nyamar jadi vokalis dgn memakai wig; satu lagi sang pemimpin operasi yg nyamar jadi kopilot.
Sekian dan salam dari
saya yg bukan-iblis-bukan-pula-malaikat-apalagi-tuhan :p
daus thankz banget bro! gw nonton memang molai dari 30 menit awal, tapi keren kaan pilemnya buktinya elo juga ikutan nonton :">:">:))
Post a Comment