Thursday, July 06, 2006

Resensi Nonton Film

Pernah membayangkan nggak, kegiatan nonton film sekarang ini adalah salah satu ibadah penting dalam peradaban kita sekarang? Di lingkungan sekitar gw sendiri, gw sering denger kata-kata pembukaan seperti: "udah nonton anu (nyebut judul film --Red.)?" "nomat yuk!" "blanja DVD bajakan tar sore yah!", yang terucap dengan riang.

Lalu secara berjamaah ataupun sendiri-sendiri, kita mendatangi tempat ibadah itu, atau masuk ke kamar kita masing-masing untuk mempersiapkan sendiri upacaranya: ngambil DVD dari tas, nyalain player dan TV, masukin DVD-nya, pencet tombol sana-sini, lalu duduk anteng di hadapannya. Begitulah kalau melakukannya sendiri, lebih simpel.

Kalau nontonnya bareng-bareng, pahalanya lebih gede, karena ritualnya juga lebih ribet. Kita mesti datang ke lokasi setelah bermacet-macet di jalanan, trus "melegalisasi diri" dengan membeli tiket agar kita bisa masup dengan sah ke tempat ibadah itu. Seringkali, untuk membeli tiket ini, kita harus berdiri beberapa puluh menit dalam antrean tertib di depan loket. Memang rada meletihkan, tapi wajah kita berseri-seri. Kita saling bertegur sapa atau bersalam-salaman kalau bertemu dengan seseorang yang kita kenal. Kadang salah satu dari kita sambil sibuk nelpon-nelpon atau mainin SMS ("Aku lagi di KC bareng anak2 say, mau ke sini nggak?")

Sejauh mata memandang, ada canda dan tawa yang ceria di sana. Ada yang datang sendirian, ada yang berombongan dengan teman-teman gaul, ada yang berpasang-pasangan, ada juga satu "keluarga sakinah" yang lengkap. Semua mengguratkan wajah bahagia. Kebanyakan berpakaian rapi bagus2, jarang-jarang yang gw liat cuma pakai daster, piyama, ataupun kain sarung.

Nah, dalam sesi beli tiket ini, ada satu aspek penting yang mesti diperhatikan: milih posisi duduk dan ruangan yang tepat untuk melakukan ibadahnya nanti. Biasanya, tempat favorit adalah paling belakang, karena makin ke belakang, makin besar pahala yang bakal kita dapat.

Setelah break sejenak dari ritual pembukaan, kita boleh ngapain aja: nongkrong di tempat minum yang disediain, mainin game, atau ngobrol sendiri-sendiri sambil melihat-lihat jadwal ibadah yang disediakan penitia "ibadah 21" itu.

Okay, akhirnya kita pun masuk dan duduk di bangku yang telah kita incar tadi. Posisinya menghadap altar berupa bentangan layar putih di depan sana. Semuanya harus tertib dan tenang, pandangan fokus ke depan. Kalau ada godaan, misalnya berupa adegan menarik yang dilakukan sepasang anggota jemaah lain di sebelah kita (gw pernah liat di Djakarta Theater; yang cewek sampai lepas2 kancing baju atas!), sebaiknya kepala kita nggak usah tengak-tengok. Itu adalah godaan yang akan mengurangi nilai ibadah kita.

Handphone sebaiknya dimatikan. Hening, tak boleh mengganggu kekhusyukan para anggota jemaah lainnya dengan berteriak-teriak seenaknya. Kalaupun ingin tersenyum ataupun tertawa terbahak-bahak, atau bertepuk tangan, kita harus melakukannya bareng-bareng sesuai aturan. Ketika adegannnya lagi sedih dan kita disuruh diyem, misalnya, jangan pernah kita ngakak kenceng-kenceng sendirian sambil teriak: "Hajaaar bleh!" Kalau itu kita lakukan, maka orang-orang di sekitar bakal melotot ke arah kita, atau menyilangkan telunjuk di depan bibir: Ssstttt!!

Sebuah ritual yang aneh, memang. Tapi itulah yang bisa kita lakukan biar nggak tercerabut dari lingkungan gaul. Sepulang dari situ, kebutuhan visual terpenuhi, otak penuh dengan analisis ini itu, kalimat-kalimat cerdas yang bakal kita lontarkan untuk pembahasannya dalam obrolan nanti. Ah, ibadah terlaksana dengan tertib dan lancar, dan kita bisa pulang ke rumah dengan girang, sebagai sosok yang lebih religius.


Post-script:
* Gw tadi sebenernya ingin bikin postingan resensi film Superman yang baru itu, biar kompak ama blogger2 lain. Tapi tiba-tiba gw keinget bahwa gw belum liat filmnya. Dan film terakhir yang gw tonton adalah: Omen --jelek, karena gw udah apal plot-nya duluan dari novel and gak dapat apa2 di versi barunya itu! Auk ah!

2 comments:

mbakanggun said...

Endah lagi cinta berat ama bur2,... tak ada posting bur2 yang tak dihiasi komen lengkap dg wajah endah yg manis ;;)

BTW, katanya mo bikin posting ttg emansipasi dan feminisme wanita,... kok jd beloknya jauh banget???

kaira said...

nyinggung dvd bajakan.....huehuehuehue gw salah satu penggunannya neh bur heheheheheh. lebih muran, trus nontonya bisa sambil tengkurep. pegang2an yang laen:P hahahahah......sekali2 nonton ma bur ahhh, berasa gak yah kalo di pegang2 ma bur=)).......